Hi, Welcome!

Tugas Dimer elektronika bisa diakses pada tombol dibawah ini :D

Find Out More

LEARNING MATERIALS

RESISTOR

Resistor: Pengertian, Rumus dan Jenis-jenis Resistor Resistor adalah komponen elektronik yang didesain untuk mengatur tegangan dan arus. Jenis resistor terbagi 2, resistor tetap dan resistor variabel.

Read More

KAPASITOR

KAPASITOR: PENGERTIAN, FUNGSI, CARA KERJA, JENIS, SIMBOL, RUMUS, CONTOH Secara umum, kapasitor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik..

Read More

INDUKTOR

Induktor: Pengertian, Gambar, Fungsi, Simbol, Jenis, Rumus Induktor merupakan salah satu perangkat elektronika yang mudah ditemukan pada rangkaian radio.

Read More

DIODA

Dioda: Pengertian, Fungsi, Simbol, Jenis dan Cara Kerja Dioda merupakan komponen aktif yang sering ditemukan pada berbagai perangkat elektronik.

Read More

Recent Work

Senin, 26 Juni 2023

dimer

 

Tugas Dimer Elektronika



video cara kerja dimer pada lampu :

PENGERTIAN

Dimmer adalah sebuah rangkaian komponen elektronika dari input sinyal AC kemudian sinyal tersebut diproses

Menjadi sinyal AC Phase maju dari pada sinyal AC inputan, yang menyebabkan Penurunan Daya (Watt)

bisa disimpulkan Dimmer berguna menurunkan daya (watt) yang mengakibatkan lampu bisa redup.

ALAT DAN BAHAN

  • Alat
  1. Komputer dengan aplikasi Eagle untuk desain PCB
  2. Setrika untuk menempelkan desain pada PCB
  3. Kertas Thermal Sticker untuk kertas print desain PCB
  4. Etching solution untuk proses etsa PCB
  5. Bor PCB untuk pemboran lubang pada PCB
  6. Soldering iron untuk proses soldering
  7. Multimeter untuk pengujian dan pengukuran
  8. Lampu 150V untuk pengujian dimmer lampu

  • Bahan
  1. PCB kosong sebagai median pembuatan sirkuit
  2. BTA416008 TRIAC sebagai komponen utama dimmer lampu
  3. Fuse 20A ukuran 6 x 30 dan fuse holder untuk melindungi sirkuit
  4. Terminal KF8500 3 pin + 2 pin sebagai konektor
  5. Potensio 50k Ohm untuk mengatur kecerahan lampu
  6. Capacitor (100nF/630V) dan (150nF/275V) sebagai komponen filter dan penghalus
  7. 4x Dioda 1N4004 sebagai proteksi arus searah
  8. 2x Resistor 4K7 dan 2x Resistor 33K untuk pembentukan jaringan RC
  9. Dioda 1N5402 sebagai proteksi dioda pada sirkui

CARA PEMBUATAN

  1. Mencetak desain sirkuit pada kertas transfer khusus untuk PCB.
  2. Menempelkan kertas transfer dengan desain menghadap ke bawah di atas PCB.
  3. Menempelkan kertas transfer pada PCB dan memastikan desainnya tepat pada posisi yang diinginkan.
  4. Menekan setrika dengan kuat pada kertas transfer selama beberapa detik.
  5. Membuang kertas transfer setelah PCB dan kertas transfer dingin.
  6. Membilas PCB dengan air hangat untuk melunakkan kertas transfer.
  7. Menggosok perlahan kertas transfer hingga seluruhnya terlepas dan desain terlihat jelas pada PCB.
  8. Membilas PCB dengan air bersih dan menjemurnya hingga kering.
  9. Solder semua komponen yang sudah disiapkan.
  10. Jika sudah, uji rangkai dengan alat testing.




Selasa, 30 Mei 2023

transistor


 


Transistor: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Jenis Gambar Simbol




Transistor merupakan salah satu komponen yang hampir pasti ada di setiap perangkat elektronik. Ukurannya kecil, namun berperan penting dalam perkembangan teknologi elektronika saat ini. Contohnya saja seperti komputer yang sekarang Anda miliki.

Pertama kali komputer dikeluarkan ukurannya begitu besar. Berkat kecanggihan ilmu pengetahuan, termasuk penemuan transistor maka terbentuklah komputer seperti yang biasa Anda lihat sekarang.

Pengertian Transistor

transistor adalah
Gambar transistor

Apa itu Transisitor?

Transistor adalah sebuah komponen semikonduktor yang berfungsi sebagai penguat, penyambung, pemutus, stabilitas tegangan hingga modulasi sinyal. Alat ini biasa dipakai dalam rangkaian elektronika.

Jika Anda membongkar perangkat elektronik, maka Anda akan menemukan sebuah komponen yang berukuran kecil dan menonjol terpasang dalam suatu rangkaian. Nah, itulah yang bernama resistor.

Transistor mendiami sebuah perangkat elektronik dengan peran tertentu. Bagian resistor terbuat dari bahan semikonduktor, seperti galium arsenide, silikon, atau germanium yang merupakan elektroda aktif.

Secara umum, transistor dipakai untuk menjalankan fungsi sebagai penguat atau amplifier dan saklar. Cara kerja dari kedua jenis fungsi transistor tersebut akan kami bahas dibawah ini.

Fungsi Transistor

fungsi transistor
fungsi transistor

Secara umum terdapat dua fungsi transistor, diantaranya adalah:

  1. Transistor berfungsi sebagai penguat.
  2. Transistor berfungsi sebagai saklar.

Simak penjelasan dari kedua fungsi transistor lebih lengkap dibawah ini.

1. Transistor sebagai penguat atau amplifier

Cara kerja transistor penguat atau amplifier yaitu dengan meningkatkan nilai amplitudo gelombang yang masuk melalui input tanpa merubah karakternya.

Anda akan menemui fungsi transistor ini pada rangkaian driver, pengeras suara, instrumen video, dan alat sejenisnya.

Setidaknya terdapat tiga jenis konfigurasi apabila ingin menggunakan fungsi transistor sebagai penguat. Berikut ini ketiga jenis konfigurasi yang paling sering digunakan:

  • Common Emitter (CE)
  • Common Collector (CC)
  • Common Base (CB)

2. Transistor sebagai Saklar (switching)

Seperti saklar pada umumnya, fungsi transistor sebagai saklar adalah untuk memutus dan menyambungkan suatu arus. Tentu saja, cara kerja transistor sebagai saklar cukup mudah untuk dipahami.

Anda bisa menganalogikan cara kerja sebuah saklar ini menjadi seperti kran air. Saat kran dibuka, maka air akan mengalir. Dan tentu saja sebaliknya, saat kran ditutup maka air pun tidak bisa mengalir.

Bagaimana, analogi yang sangat sederhana, bukan? Kamu bisa lihat gambar simbol transistor sebagai saklar dibawah ini.

transistor sebagai saklar
gambar transistor sebagai saklar

Alasan pemain elektronika menggunakan transistor sebagai saklar karena memiliki berbagai kelebihan.

Berikut ini beberapa nilai lebih komponen saklar yang sering dijadikan pertimbangan.

  • Tidak menimbulkan percikan api saat switcing dari ON ke OFF, begitupun sebaliknya.
  • Lebih ringkas, karena posisinya menyatu di dalam rangkaian.
  • Lebih ekonomis dari sisi biaya.
  • Umumnya terjadi aus saat kontak mekanis.

Selain dari dua fungsi transisitor di atas, transistor juga berfungsi sebagai pengatur stabilitas komponen, peratas arus, penahan arus, dan pembangkit arus frekuensi rendah atau tinggi.

Cara Kerja Transistor

Cara Kerja Transistor
Gambar Cara Kerja Transistor

Adapun cara kerja transistor berbeda-beda, bergantung pada setiap jenisnya.

Terdapat dua jenis transistor yang umum digunakan, yaitu:

  1. Bipolar Junction Transistor (BJT).
  2. Field Effect Transistor (FET).

Ternyata dari masing-masing jenis transistor juga memiliki beberapa macam turunan lagi. Jenis transistor BJT terdiri dari NPN (Negative Positive Negative) dan PNP (Positive Negative Positive).

Sedangkan jenis transistor FET yang paling umum yaitu JFET (Junction Field Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide Field Effect Transistor).

Gambar Simbol Transistor

Simbol Transistor
Gambar Simbol Transistor

Dilihat dari gambar transistor di atas, bisa kita ketahui bahwa secara garis besar jenis-jenis simbol transistor dibagi menjadi 5, diantaranya adalah:

  1. BJT (Bipolar Junction Transistor).
  2. FET (Field Effect Transistor).
  3. D-MOSFET (Depletion-metal-oxide semiconductor FET).
  4. E-MOSFET (Enhancement-metal-oxide semiconductor FET).
  5. UJT (Uni Junction Transistor).

Jenis-Jenis Transistor

Jenis-Jenis Transistor
Jenis-Jenis Transistor

Berikut ini penjelasan lengkap mengenai cara kerja dari setiap jenis-jenis transistor, diantaranya adalah:

A. Transistor Bipolar (Bipolar Junction Transistor)

Penamaan transistor bipolar merujuk pada dua kutup polar (bi = dua; polar =  polaritas atau kutub) yang dimilikinya, yakni N dan P.

Ciri-cirinya dapat terlihat pada tiga pin yang memiliki fungsi basis (B), emitor (E), dan kolektor (K).

Cara kerja transistor bipolar adalah arus akan mengalir menuju basis. Besarnya arus tersebut menentukan besar arus yang keluar dari emitor dan kolektor (output). Biasanya arus yang dialirkan memiliki nilai tegangan 0,5 – 0,7 volt.

Dengan begitu, fungsi transistor bipolar ini akan bekerja dengan baik. Cara kerja transistor BJT dikategorikan menjadi dua yaitu:

  1. Transistor NPN
  2. Transistor PNP

Perhatikan penjelasan selengkapnya di bawah ini!

jenis transistor
Gambar jenis transistor

1. Transistor NPN (Negative-Positive-Negative)

Cara kerja transistor NPN yaitu pada saat tegangan bisa mengalir menuju basis, maka arus dari kolektor akan mengarah ke emitor. Prinsip tersebut terjadi apabila menginginkan fungsi transistor NPN sebagai saklar.

Kemudian, transistor akan berfungsi sebagai amplifier apabila mengalir sejumlah arus yang akan dikuatkan menuju basis. Proses selanjutnya kolektor akan meningkatkan kekuatan arus tersebut.

Salah satu contoh transistor NPN ialah BD139. Fungsi transistor BD139 adalah sebagai saklar dan penguat sinyal. Besar arus yang dapat dikuatkan oleh BD 139 mencapai 1,5 A.

2. Transistor PNP (Positive-Negative-Positive)

Seperti namanya, cara kerja transistor PNP adalah ketika arus listrik mengalir ke kutub positif (emiter) menuju negatif (basis), lalu keluar melalui kutub positif (kolektor). Jadi, dapat disimpulkan bahwa transistor PNP memang memiliki dua kutub positif.

Agar lebih memahaminya, perhatikan simbol transistor PNP diatas.

Salah satu fungsi transistor pnp adalah sebagai pemutus arus. Contohnya penggunaan transistor pada alat pengapian semi elektronik yang memakai platina. Fungsi utama dari jenis transistor PNP yaitu memutus arus di rangkaian primer koil.

Perbedaan Transistor NPN dan Transistor PNP

Transistor NPN dan PNP pada pengaplikasianya sering digunakan secara bersama-sama. Namun kira-kira bagaimana perbedaan dari keduanya?

  • Aliran Listrik

Perbedaan yang pertama adalah dari segi aliran arus listrik. Pada transistor NPN, ketika terminal basis diberi arus dengan muatan positif maka arus listrik akan mengalir dari kolektor ke terminal emitor.

Sedangkan pada transistor PNP, terminal basis membutuhkan suplai arus bermuatan negatif agar tegangan bisa dialirkan dari emitor menuju kolektor.

  • Tegangan Yang Terhubung

Pada transistor jenis NPN, tegangan bermuatan positif akan terhubung pada terminal kolektor, sedangkan tegangan dengan muatan negatif akan sambungkan pada kaki emitor.

Sedangkan pada transistor PNP, tegangan bermuatan negatif akan dihubungkan pada kaki kolektor. Sedangkan tegangan bermuatan positif akan terhubung dengan terminal emitor.

  • Arus Input

Pada transistor tipe NPN, terminal basis akan aktif ketika dialiri dengan arus listrik bermuatan negatif. Sedangkan pada transistor PNP, terminal basis hanya akan menyala ketika dialiri input dengan muatan positif.

  • Arus Output

Perbedaan transistor NPN dan PNP yang selanjutnya dilihat dari arus output yang dihasilkan. Pada transistor NPN, tegangan output yang dihasilkan adalah arus bermuatan negatif. Sedangkan pada transistor PNP, arus yang dihasilkan sebagai output adalah arus listrik bermuatan positif.

B. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Selain transistor bipolar, jenis transistor efek medan umumnya juga menjadi komponen yang paling banyak digunakan. Bagian luaran yang dihasilkan pada FET bergantung pada tegangan atau medan listrik yang masuk pada input. Itulah mengapa pada proses ini disebut efek medan.

FET memiliki tiga kaki, yaitu Gate (G), Drain (D), dan Source (S). Ada juga yang menyebut FET dengan sebutan transistor eka kutub atau unipolar transistor. Sebab, muatan yang mengalir hanya satu jenis saja, positif atau negatif.

FET umumnya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu JEFT dan MOSFET. Berikut ini masing-masing penjelasan cara kerjanya.

gambar transistor
gambar simbol transistor

1. JFET (Junction Field Effect Transistor)

JEFT memiliki dua tipe yaitu Kanal N dan Kanal P. Perbedaan dari kedua kanal tersebut terletak pada bahan semikonduktor yang menjadi penyusun utamanya.

JEFT Kanal N biasanya akan disusun dengan bahan semikonduktor tipe N. Lain halnya dengan Kanal P yang berbahan semikonduktor tipe P. Namun secara umum keduanya memiliki prinsip atau cara kerja transistor fet yang hampir sama.

Source menjadi awal arus masuk (input) yang akan mengalir menuju Drain (Output) dengan besar yang sama. Perubahan besar arus listrik dipengaruhi oleh tegangan pada Gate itu sendiri.

Bagaimana, sudah terbayang lebih jelas dengan pembahasan di atas? Agar lebih mudah memahaminya, perhatikan gambar JEFT Kanal N di bawah ini.

2. MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor)

MOSFET juga memiliki dua tipe berbeda berdasarkan bahan semikonduktornya. Keduanya yaitu N dan P. MOSFET memiliki lapisan oksidasi yang berada di antara Source dan Drain, yaitu MOS (Metal Oxide Semiconductor).

Lalu, bagaimana cara kerja transistor MOSFET?  MOSFET bekerja layaknya sebuah saklar dan dipengaruhi oleh MOS. Fungsi MOS ini sendiri ialah mengatur arus dan tegangan yang mengalir pada Source dan Drain.

Bagaimana Cara Mengukur Transistor?

cara mengukur transistor
cara mengukur transistor

Mengapa Anda perlu melakukan pengukuran pada transistor? Tentu saja alasannya karena proses ini cukup penting untuk dilakukan. Cara mengukur transistor diperlukan untuk mengetahui apakah kondisinya dalam keadaan baik atau tidak.

Bukan sembarangan mengukur, setidaknya Anda dapat menggunakan alat ukur yang bernama multimeter. Apabila Anda mencari cara mengecek transistor yang rusak, maka alat yang Anda butuhkan yaitu multimeter.

Adapun jenis multimeter yang bisa digunakan yaitu multimeter analog dan multimeter digital.

Dengan menggunakan multimeter Anda bisa melakukan pengukuran transistor, inliah cara mengukur transistor MOSFET, NPN, PNP, dan jenis lainnya paling mudah.

Kesimpulan

Dapat kita simpulkan bahwa transistor merupakan komponen elektronika yang memiliki berbagai peran penting dalam dunia elektronika, seperti fungsi saklar dan penguat (amplifier).

Semoga dengan adanya pembahasan ini, dapat membantu Anda untuk memahami apa itu transistor? Mulai dari pengertian, fungsi, gambar simbol, jenis-jenis, cara kerja hingga cara mengukur transistor.

Source:https://thecityfoundry.com/transistor/


Kamis, 18 Mei 2023

Induktor

 

Induktor: Pengertian, Gambar, Fungsi, Simbol, Jenis, Rumus


Induktor merupakan salah satu perangkat elektronika yang mudah ditemukan pada rangkaian radio. Fungsinya sebagai filter frekuensi yang dapat mengurangi noise. Induktor ini juga memiliki fungsi lain yang tidak penting. Itulah mengapa penggunaan induktor banyak ditemui dalam rangkaian elektronika.

Sebuah induktor biasanya juga terpasang di dalam rangkaian catu daya (power supply). Tujuannya sendiri adalah untuk mengurangi munculnya bunyi dengung. Kemudian pada relay sebuah induktor ini berfungsi sebagai saklar.

Untuk mengetahui pembahasan lebih lengkap mengenai induktor, mari simak pengertian, fungsi, Jenis dan cara kerja sebuah induktor di bawah. Dan sebagai pelengkap informasi, akan dibahas juga bagaimana cara menghitung nilai induktansinya.

Sejarah Induktor

induktor adalah

Penemu induktor adalah seorang ilmuan asal Inggris yaitu Michael Faraday. Tokoh ini dulunya juga dikenal karena memiliki julukan “Bapak Listrik”.

Dia berhasil mencetuskan Hukum Induksi Faraday yang digunakan dalam mengembangkan teknologi kelistrikan masa kini, termasuk induktor.

Pengertian Induktor

Induktor adalah sebuah kumparan kawat tembaga yang melilit pada inti logam (coker). Kumparan tersebut dapat terdiri dari lilitan tunggal maupun lebih dari itu.

Pada kumparan tersebut apabila mengalir sebuah arus listrik, maka akan menghasilkan medan magnet. Kemudian saat terjadi perubahan arus listrik, energi medan magnet akan berubah menjadi tegangan listrik.

Besar tegangan listrik yang dihasilkan sebanding dengan besar energi medan magnet. Maka, semakin besar energi medan magnet, semakin besar pula potensi tegangannya.

Cara kerja induktor sesuai dengan Hukum Induksi Faraday yang berbunyi “Setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan menimbulkan gaya gerak listrik yang diinduksi oleh kumparan tersebut”.

Kemudian, Hukum Induksi Faraday selanjutnya mengungkapkan bahwa Tegangan GGL induksi dalam rangkaian tertutup sebanding dengan perubahan fluks magnet terhadap waktu”.

Fenomena terjadinya medan magnet akibat arus listrik yang mengalir pada kumparan disebut induksi. Sementara itu, nilai induktansinya disimbolkan dengan huruf L.

Simbol Induktor

Simbol induktor adalah kode atau lambang dari jenis-jenis induktor, seperti Air Core Inductor, Iron Core Inductor, Ferrite Core Inductor, dan Variable Core Inductor.

Inilah gambar dari setiap jenis simbol induktor yang dapat Anda ketahui.

simbol induktor

Jenis-Jenis Induktor

jenis-jenis induktor
gambar jenis-jenis induktor

Berdasarkan bahan intinya, jenis induktor dibagi menjadi 4 macam. Anda bisa lihat pada gambar induktor diatas.

Jenis-jenis induktor adalah:

  1. Air Core Inductor atau Induktor Inti Udara adalah jenis induktor yang memilki inti berbahan udara.
  2. Iron Core Inducto atau Induktor Inti Besi adalah jenis induktor yang material utamanya terbuat dari logam besi.
  3. Ferrite Core Inductor atau Induktor Inti Ferrit adalah jenis induktor memakai bahan ferrit pada intinya.
  4. Variable Core Inductor atau Variabel Induktor adalah jenis induktor di mana kita bisa mengubah nilai indukstansinya.

Fungsi Induktor

fungsi induktor
fungsi induktor

Induktor memiliki fungsi penting dalam rangkaian elektronik maupun alat listrik. Fungsi induktor yakni bisa dikatakan bergantung pada rangkaian yang digunakan.

  • Saat dipasang seri dan dialiri arus DC, maka fungsi induktor seperti resistor.
  • Sedangkan apabila dialiri arus AC, maka induktor berfungsi menjadi resistor yang nilai besarannya cukup besar.

Tidak hanya itu saja, induktor juga mempunyai fungsi lain yang sangat penting perannya dalam rangkaian.

Dilihat dari fungsi induktor diatas, maka coil ini dapat diaplikasikan menjadi:

  • Filter sinyal radio.
  • Sebagai trafo (transformator).
  • Menahan arus AC (arus bolak balik).
  • Meningkatkan besar tegangan suatu arus listrik.
  • Sebagai alat untuk membangkitkan getaran.
  • Speaker.
  • Mikrofon.
  • Relay.

Rumus Induktor

Rumus induktor dipakai untuk mencari nilai induktasinya. Besar nilai induktansi dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut.

  • Banyaknya lilitan, dimana apabila jumlahnya semakin banyak, maka secara otomatis nilai dari induktansinya juga akan semakin tinggi.
  • Diameter kawat, dimana semakin lebar diameternya, maka nilai induktansinya bisa dikatakan akan semakin tinggi.
  • Permeabilitas inti, yang mana sangat bergantung pada jenis bahan inti yang digunakan. Misalnya saja seperti bahan inti dari besi, udara, atau ferrit.
  • Panjang lilitan, dimana lilitan yang semakin pendek akan menghasilkan nilai induktansi yang semakin tinggi.

Secara matematis, untuk mencari besar induktansi pada induktor dapat menggunakan rumus induktor dibawah ini.

rumus induktor

Keterangan:

L = nilai induktansi

μ = permeabilitas material inti

N = jumlah lilitan

A = luas simpangan inti

l = panjang induktor

Kesimpulan

Itulah penjelasan tentang induktor, fungsi, jenis-jenis, dan cara keranya. 

Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa induktor merupakan perangkat elektronika berbentuk kumparan. Dimana apabila dialiri arus listrik maka akan menimbulkan energi medan magnet. Semoga pembahasan di atas cukup membantu, ya?

Source : https://thecityfoundry.com/induktor/

Sabtu, 29 April 2023

DIODA

 

Dioda: Pengertian, Fungsi, Simbol, Jenis dan Cara Kerja


Dioda merupakan komponen aktif yang sering ditemukan pada berbagai perangkat elektronik. Benda tersebut dibuat dari bahan semikonduktor, serta berfungsi untuk menyearahkan sekaligus sebagai penghambat arus listrik.

Dioda sendiri umumnya tersusun dari dua komponen pembentuk. Yakni dua buah kutub elektroda yang saling belawanan. Hal ini karena masing-masing terminalnya memiliki muatan yang bersifat positif dan negatif.

Di pasaran, mungkin Anda akan menemukan banyak sekali macam atau jenis dan ukuran dioda. Dimana dioda tersebut memiliki kelebihan, kekurangan, serta cara kerja dan fungsinya masing-masing. Disinilah pengguna bisa memilih jenis dioda yang akan digunakan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

Pengertian Dioda

Pengertian Dioda
Pengertian Dioda

Dioda adalah komponen yang berfungsi untuk menyearahkan sekaligus sebagai penghambat arus listrik, disusun dari beragam bahan yang bersifat semikonduktor. Umumnya jenis bahan yang digunakan dalam proses pembuatannya yakni seperti silikon, germanium, dan lain sebagainya.

Pada dioda, Anda akan menemukan dua buah kutub yang saling berlawanan. Dimana salah satunya adalah kutub bermuatan positif (anoda), kemudian sisi lainnya adalah kutub dengan muatan negatif (katoda).

Karena hal itu juga, maka dioda dapat digunakan untuk 2 fungsi sekaligus. Misalnya pada satu sisi dapat digunakan sebagai dioda penyearah arus, kemudian sisi lainnya akan digunakan sebagai penghambat arus listrik.

Komponen-Komponen Penyusun Dioda

Komponen Dioda
Gambar Komponen Dioda

Seperti yang sudah diulas di atas, dioda tersusun dari dua komponen pembentuk .

2 Komponen dioda adalah:

  1. Anoda.
  2. Katoda.

Komponen katoda yang berfungsi sebagai kutub positif, kemudian anoda sebagai kutub negatif.

Simak pembahasan selengkapnya terkait dengan masing-masing komponen dioda melalui ulasan berikut ini:

1. Anoda

Anode atau yang lebih dikenal dengan istilah anoda adalah komponen dioda yang dibuat dari elektroda yang bermuatan positif. Pada dioda, bagian katoda memiliki kandungan elektron yang terbilang lebih sedikit.

Kandungan elektron yang sedikit ini ternyata juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya yaitu karena anoda memiliki elektrolit yang bermuatan positif.

2. Katoda

Selain anoda, terdapat juga komponen dioda yang bernama katoda. Dimana katoda merupakan kutub yang terbuat dari elektroda dengan muatan negatif.

Karena memiliki kandungan elektroda yang bermutan negatif, maka katoda memiliki kandungan elektron yang lebih banyak dibandingkan dengan anoda.

Kedua jenis komponen dioda ini nantinya akan bekerja dengan prinsip kerja P – N semikonduktor.

Jadi ketika kedua komponen ini bertemu, maka akan membentuk sebuah perbatasan. Dimana perbatasan yang tercipta dari keduanya itulah yang nantinya akan disebut sebagai P-N Junction.

Simbol Dioda

Untuk pemahaman yang lebih lanjut, Anda juga perlu mengenali simbol dioda.

Dalam istilah elektronika gambar simbol dioda adalah sebagai berikut.

Simbol Dioda
Gambar Simbol Dioda



Dari gambar simbol dioda di atas dapat disimpulkan bahwa simbol postif (+) merupakan bagian yang berisi elektroda bermuatan positif. Hal ini dikenal juga dengan istilah terminal anoda.

Sedangkan bagian dengan simbol negatif (-) merupakan bagian yang bermuatan negatif (terminal katoda).

Fungsi Dioda

fungsi dioda
fungsi dioda

Dilihat sekilas, fungsi dioda adalah sebagai penyearah sekaligus penghambat dari aliran arus listrik yang masuk ke dalam rangkaian elektronika.

Namun jika ditelaah lebih dalam, sebenarnya ada banyak fungsi dari dioda yang harus di ketahui.

Diantara fungsi dioda adalah sebagai berikut:

  • Dioda berfungsi sebagai alat yang berguna dalam proses pembentukan sensor cahaya.
  • Fungsi dioda selanjutnya adalah sebagai salah satu alat penyusun dalam proses pembentukan sensor panas.
  • Dioda juga berfungsi untuk proses penggandaan tingkat tegangan arus listrik.
  • Berfungsi sebagai penyearah aliran arus listrik yang ada dalam rangkaian elektronika.
  • Sebagai indikator adalah salah satu fungsi dari dioda.
  • Berfungsi sebagai penghambat aliran arus listrik yang ada dalam rangkaian elektronika.
  • Dioda dapat difungsikan dalam rangkaian VCO (Voltage Controlled Oscilator).
  • Dapat membantu proses stabilisasi tegangan arus listrik.
  • Fungsi dioda juga sebagai komponen pengaman atau bahkan saklar.
  • Dapat dimanfaatkan untuk proses penambahan arus DC pada arus AC dan lain sebagainya.

Bagaimana Cara Kerja Dioda?

cara kerja dioda
cara kerja dioda

Cara kerja dioda sebenarnya bisa dibilang cukup sederhana dan mudah dipahami. Pada umumnya, dioda akan bekerja dengan 3 kondisi dasar, yaitu

  1. Unbiased,
  2. Forward biased,
  3. Reverse biased.

Untuk mengetahui lebih mendetail mengenai cara kerja dioda adalah sebagai berikut:

1. Unbiased 

Unbiased Dioda
Gambar Unbiased Dioda

Pada kondisi yang pertama, dioda bekerja dengan sistem unbiased. Dimana kondisi unbiased terjadi ketika dioda berada dalam kondisi tanpa tegangan. Pada kondisi tanpa tegangan, maka akan timbul reaksi P-N junction. Kemudian akan timbul juga pembatasan medan listrik.

P-N junction terjadi diawali dengan adanya proses difusi, kemudian elektron yang berada di kutub N akan bergerak dan berpindah ke kutub P. Perpindahan elektron dari kutub N menuju kutub P inilah yang disebut sebagai holes. Ketika holes terjadi, maka kutub P akan menghasilkan ion negatif.

Ion negatif yang ditimbulkan ini berada dalam keadaan diam atau tidak bergerak. Kondisi itu akan memicu medan listrik statis. Kemudian terjadilah pembatasan pada pergerakan elektron, lalu kemudian akan terciptalah kondisi P-N junction.

2. Reverse Bias (bias mundur)

Reverse Bias Dioda
Gambar Reverse Bias Dioda

Reverse bias ini dapat terjadi saat katoda mulai disambungkan dengan kutub positif sementara anoda tersambung pada kutub dengan muatan negatif.

Kondisi reverse bias akan memicu tegangan menjadi negatif. Karena ion-ion bermuat negatif secara otomatis akan tertarik menuju terminal anoda. Lalu tahapan selanjutnya yakni timbul tegangan listrik statis.

Ketika ion bergerak searah dan menimbulkan reaksi listrik statis, maka elektron akan terhalangi pergerakannya. Hal tersebut mengakibatkan arus listrik tidak dapat mengalir pada dioda.

3. Forward Bias (bias maju)

Forward Bias Dioda
Gambar Forward Bias Dioda

Dapat dikatakan forward bias adalah kondisi yang terjadi karena adanya penyambungan katoda dalam terminal dengan muatan negatif serta anoda juga disambungkan dengan terminal dengan muatan positif.

Tegangan eksternal yang masuk kedalam dioda akan mengakibatkan elektron menjadi tertarik menuju masing-masing kutub. Jadi elektron yang mempunyai muatan positif secara otomatis akan tertarik ke terminal anoda. Dan tahap selanjutnya yakni katoda akan menarik elektron dengan muatan negatif.

Kondisi ini mengakibatkan penghalang yang terdapat pada dioda menjadi tidak ada atau hilang, lalu arus listrik pun dapat mengalir pada rangkaian tersebut.

Mengenal Jenis – jenis Dioda

Jenis dioda
Gambar jenis-jenis dioda

Meskipun memiliki bentuk sederhana, namun penggunaan dioda sangat populer dipakai untuk berbagai rangkaian elektronika. Di pasaran, Anda akan menemukan banyak sekali jenis dioda dengan aneka model, ukuran dan bentuknya.

Namun jika diulik dari segi karakteristik serta fungsinya, jenis dioda umumnya dibagi menjadi beberapa tipe.

Adapun jenis-jenis dioda adalah:

  1. Dioda Biasa.
  2. Dioda Bridge.
  3. Light Emitting Diode (LED).
  4. Dioda Zener.
  5. Dioda Varactor.
  6. PD (Photo Diode).
  7. Dioda Tunnel.

Simak penjelasan lebih detailnya dari setiap jenis-jenis dioda dibawah ini.

1. Dioda Biasa

Jenis dioda biasa adalah yang paling umum dan paling sering dijumpai pada berbagai perangkat elektronik. Dioda biasa ini juga umum disebut dengan istilah diode generik.

Pada umumnya jenis dioda biasa atau generik ini mempunyai dua terminal, yakni P dan N. Nah untuk fungsi dioda biasa yakni sebagai penyearah aliran arus listrik. Penggunaannya juga cukup banyak ditemukan. Misalnya dipakai pada rangkaian saklar, penyearah gelombang (rectifier), dan lain sebagainya.

2. Dioda Bridge

Fungsi dioda bridge sebenarnya tidak jauh beda dengan jenis diode generik. Namun dari segi penggunaannya dapat dikatakan jauh lebih mudah dan praktis.

Apabila difungsikan menjadi penyearah gelombang, tipe generik membutuhkan 4 buah komponen dioda sekaligus, maka ketika menggunakan jenis dioda bridge Anda hanya membutuhkan satu buah kompenen dioda saja.

Hal ini karena pada jenis dioda bridge, Anda akan menemukan 4 buah dioda yang sudah tersusun secara rapi dan siap digunakan.

Komponen dioda bridge terdiri dari 4 buah terminal. Dimana 2 terminal difungsikan sebagai input untuk tempat masuknya arus AC, kemudian 2 terminal lainnya digunakan sebagai output DC.

Selain itu, output DC yang terapat pada tipe bridge juga sudah dilengkapi dengan polaritas positif dan juga negatif. Sehingga penggunaannya menjadi lebih mudah dan praktis.

3. Light Emitting Diode (LED)

Light Emitting Diode (LED) merupakan jenis dioda yang terdiri dari sambungan antara bahan semikonduktor. Dimana bahan-bahan semikonduktor ini nantinya akan dipasang secara forward bias sehingga alat tersebut dapat menghasilkan cahaya.

Jika melihat simbol LED, Anda akan mendapati simbol dua panah. Dimana simbol dua panah ini merupakan tanda yang menyatakan bahwa komponen tersebut dapat mengemisikan cahaya.

Ketika LED dipasang dengan sistem forward bias, maka dioda akan menghasilkan cahaya. Namun apabila dipasang secara reverse bias, maka benda tersebut tidak akan menghasilkan cahaya.

Pada umumnya, LED digunakan pada berbagai perangkat elektronik. Contohnya saja seperti untuk keperluan penerangan, digunakan sebagai pengganti lampu fluorescent, dan lain sebagainya.

4. Dioda Zener

Selanjutnya, ada juga tipe dioda zener. Dari segi fungsi dioda zener yaitu digunakan sebagai penyetabil tegangan. Selain itu digunakan juga sebagai pengaman dari rangkaian elektronika. Dioda zener merupakan jenis dioda yang bekerja dengan sistem reverse bias.

Jadi, ketika sebuah perangkat mengalami tegangan break down atau melewati batas tegangan, maka jenis dioda zener tetap dapat membuat arus yang stabil.

Hal ini karena arus tersebut akan tetap mengalir pada arah yang saling berlawanan. Dengan demikian, tegangan dalam rangkaian nilainya sama dengan tegangan yang terdapat pada diode.

5. Dioda Varactor

Dioda varactor umumnya dipasang dengan menggunakan prinsip kerja reverse bias. Tipe dioda varactor memiliki kelebihan karena termasuk sebagai jenis dioda yang memiliki variabel kapasitansi.

Jika melihat dari simbol jenis dioda yang satu ini, lambang dioda varactor memiliki simbol yang terlihat seperti gabungan antara dioda dengan kapasitor.

Fungsi dioda varactor yakni penggunaanya sendiri dapat ditemukan pada berbagai perangkat elektronik, seperti televisi, ponsel dan juga radio..

6. PD (Photo Diode)

Photo diode sendiri sebenarnya merupakan komponen yang dibuat menggunakan sambungan P – N. Jika dilihat dari simbol dioda jenis ini menyerupai tipe LED, namun memiliki simbol panah yang terbalik.

Dari simbol dioda tersebut, sudah dapat disimpulkan bahwa tipe dioda yang satu ini dapat menghantarkan arus listrik jika terkena cahaya.

Tipe photo diode tersebut juga bekerja dengan sistem reverse bias. Jadi ketika dikenai cahaya, photo diode akan memiliki tegangan balik yang kecil dan arus listrik dapat melaluinya. Namun jika intensitas cahaya kurang, tegangan balik akan membesar dan arus listrik pun akan terhambat.

7. Dioda Tunnel

Pada jenis dioda tunnel, karekteristiknya adalah karena memiliki daerah delepsi yang sangat sempit. Hal ini terjadi karena sambungan P-N pada dioda dirancang dengan sistem sedemikian rupa.

Fungsi dioda tunnel adalah memanfaatkan sistem tunneling atau mekanika kuantum. Kelebihannya yaitu dapat cepat bereaksi ketika terjadi perubahan tegangan.

Penggunaan dioda tunnel sering ditemukan pada berbagai komponen elektronika. Contohnya saja seperti osilator, pencampur sinyal, penguat dan lain sebagainya.

Bagaimana Cara Mengukur Dioda?

Dioda merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghambat sekaligus penghantar arus listrik.

Ternyata ada cara yang bisa dicoba untuk memastikan apakah diode ini masih berfungsi dengan baik atau tidak. Salah satu cara termudah yang bisa digunakan yakni Anda dapat mengecek dengan cara mengukurnya.

Untuk mengukur dioda, Anda dapat menggunakan sebuah alat ukur yang bernama multitester yang biasa disebut multimeter atau avo meter.

Langkah-langkah cara mengukur dioda adalah:

  • Pertama-tama siapkan multimeter dan juga dioda yang akan diukur.
  • Setting multimeter pada posisi Ohm ×1 k atau 100 k.
  • Tempatkan kabel probe berwarna hitam pada katoda, kemudian kabel merah ditempatkan pada anoda.
  • Selanjutnya, baca hasil pengukuran pada display yang tersedia.
  • Apabila jarum multimeter bergerak, itu artinya dioda mengalami kerusakan.
  • Namun apabila jarum berada dalam posisi diam. Artinya alat tersebut masih dalam keadaan baik dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Kesimpulan

Dioda merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghantar sekaligus penghambat arus listrik. Benda tersebut memiliki dua kutub penyusun, yaitu kutub positif dan negatif. Meskipun hanya terdiri dari rangkaian sederhana, namun kegunaan dioda ini sangat penting bagi perangkat elektronik.

Dioda juga sering digunakan untuk berbagai keperluan. Diantaranya seperti untuk sensor panas, saklar, isolator, indikator, penyearah, dan lain-lain. Kurang lebih seperti itulah pembahasan mengenai dioda mulai dari pengertian, jenis, karakteristik dan fungsinya.

Source :https://thecityfoundry.com/dioda/

Contact

Talk to us

if you have difficulty understanding the material presented or have difficulty accessing this website and want to ask a few questions please contact me

Address:

Politeknik Manufaktur Bandung

Work Time:

Monday - Friday from 8am to 4pm

Phone:

088222311308